Infrastruktur TI dan Teknologi Baru
ABSTRACT
Penerapan Teknologi Informasi banyak digunakan para usahawan.
Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa
perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan
Teknologi Informasi dapat menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya
penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi
perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan. Juga penggunaan
Microsoft Access dapat membuat aplikasi untuk dapat memenuhi tujuan efektifitas
dan efisiensi suatu perusahaan. Makalah ini mencoba memaparkan bagaimana
Teknologi Informasi diadaptasi oleh dunia usaha dan manfaat apa yang di dapat
dari penerapan tersebut, serta bagaimana pengaruhnya dengan efektivitas usaha
terutama pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan.
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat enam fungsi teknologi informasi, yaitu:
1.
Menangkap (Capture) Menangkap disini dapat
diartikan sebagai menginput. Misalnya menerima inputan dari mic, keyboard,
scanner, dan lain-lain.
2. Mengolah (Processing)
Mengolah atau memproses data masukkan yang diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan
dan pemrosesan data dapat berupa mengkonversi, menganalisis, dan menghitung
(kalkulasi).
3. Menghasilkan (Generating) Menghasilkan atau
mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna atau laporan yang
dapat dimengerti oleh orang lain. Misal laporan, tabel, grafik, gambar, dan
lain-lain.
4. Menyimpan (Storage) Merekam atau menyimpan
data dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lain.
Contohnya adalah menyimpan ke hard disk, flash disk, tape, dan lain-lain.
5. Mencari Kembali (Retrival) Menelusuri dan
mendapatkan kembali informasi atau mengkopi data dan informasi yang sudah
tersimpan. Misalnya mencari data penjualan yang sudah disimpan sebelumnya.
6. Mentransmisi (Transmission) Mengirim data dan
informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalkan
mengirimkan data penjualan dari user A ke user yang lainnya.
Penggunaan IT dalam sebuah organisasi sangatlah penting,
untuk menerapkan IT haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah
dengan IT mampu meningkatkan efisiensi sebuah perusahaan, sehingga dalam
penerapan IT dibutuhkan orang yang handal yang dapat berjalan dengan baik.
Ada 4 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah
perusahaan, yaitu:
1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi
menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi
informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi
organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan
fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi
dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa
keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi
manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat
memiliki span of control atau peer relationship yang
memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan
terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat
teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena
keberadaannya sebagai penyedia dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan
sebuah tambahan informasi bagi para pimpinan perusahaan yang
dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting
sehari-harinya.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke
dalam firm infrastructure. Dalam era organisasi modern dimana teknologi
informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan
dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
Tren Teknologi
Dalam 10 Tahun Terakhir
Menurut data yang dimiliki International Data
Corporation (IDC), sejak tahun 2010 kemarin hingga satu dekade ke
depan, tren industri teknologi mengarah pada empat hal yaitu perangkat mobile, cloud, big
data, dan sosial media. Cloud computing membuka peluang baru bagi bisnis
yang memungkinkan perusahaan secara terus-menerus dapat meningkatkan inovasi, mentransformasi
bisnis mereka serta mendorong pertumbuhan bisnis.
·
Big Data untuk
mendapatkan keuntungan kompetitif
Big Data telah menjadi keharusan utama bisnis untuk
organisasi yang beroperasi dalam industri yang sangat kompetitif. Misalnya,
bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya menerapkan analisa mendalam data yang
dimilikinya untuk menilai risiko peminjam, mendeteksi churn dan
mengidentifikasi cross-selling atau peluang upselling berdasarkan perilaku
belanja.
Menurut laporan, “The Future for CIOs: Which Way Is Up?”,
oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) dan disponsori oleh HDS, 10% dari
perusahaan APAC telah berinvestasi dalam analisa data dalam 12 bulan terakhir,
dan investasi ini akan meningkat menjadi 12% di tahun mendatang.
Big Data memungkinkan para pengguna seperti pebisnis
menggunakan analitik untuk membuat keputusan, mendorong perubahan,
mentransformasi bisnis dan mencapai hasil terobosan. Menggunakan Big Data &
Analytics untuk mengantisipasi dan membentuk hasil usaha, menambah nilai pada
titik dampak, dan memberikan hasil yang mengubah peta bisnis demi perkembangan
bisnis dan peningkatan keuntungan.
Generasi berikutnya dari solusi Big Data tidak hanya akan
membutuhkan platform infrastruktur baru untuk menyimpan dan mengelola kumpulan
data yang luas, tetapi juga kemampuan untuk menganalisa data secara real-time.
Untuk melakukan hal ini, infrastruktur scale-out dengan mesin yang mampu
‘belajar’, software konteks bisnis harus terintegrasi dengan erat untuk
memungkinkan penggelaran cepat dan dapat diprediksi dan untuk memastikan
operasi yang optimal.
·
Hybrid Cloud akan
muncul sebagai pendekatan yang lebih disukai untuk penggelaran aplikasi
enterprise
Seiring platform cloud telah mencapai tingkat fungsinya dan
telah matang, sudah saatnya bagi organisasi untuk mengubah aplikasi inti mereka
untuk memanfaatkan perpaduan antara private dan public cloud. Solusi yang dapat
mengintegrasikan kedua platform tersebut untuk memberikan pengalaman hybrid
cloud yang lancar akan memungkinkan organisasi untuk mencapai biaya keselarasan
yang lebih baik saat mempertemukan persyaratan privasi dan kepatuhan.
CIO yang cerdas telah mengambil inisiatif untuk memindahkan
aplikasi enterprise dan mission-critical ke private cloud dan pada saat yang
sama mencoba public cloud untuk beban-kerja internal sementara dan juga
aplikasi web bagi pelanggan. Namun, public cloud bagaimanapun juga menghasilkan
“cloud yang tidak teratur”. Hal ini telah menyebabkan kekhawatiran mengenai
apakah bisnis akan dapat melacak sumber daya dan pengeluaran secara efektif?.
Hybrid cloud dapat membantu mengatasi masalah ini dengan menyederhanakan
interaksi antara public dan private cloud, dan memungkinkan manajemen yang
lebih baik dan kontrol.
Laporan: “The Future for CIOs: Which Way Is Up?”, oleh EIU
dan HDS mengungkapkan bahwa 10% dari perusahaan di APAC telah berinvestasi
dalam cloud computing, meski investasinya belum tersebar merata di seluruh
wilayah. Untuk tahun 2015, 13% dari perusahaan di APAC akan berinvestasi dalam
komputasi awan.
·
Perangkat Mobile
membutuhkan infrastruktur teknologi yang lebih data-driven
Rata-rata pengguna ponsel saat ini melakukan pengecekan ke
telepon mereka sebanyak 150 kali sehari, dan ini terjadi di seluruh dunia,
dimana pengguna ponsel menghasilkan 5 petabyte data sehari. Teknologi mobilitas
dapat membantu sebuah organisasi dalam membangun dan menjalankan aplikasi
mobilitas, melindungi dan mengelola infrastuktur mobilitas, melibatkan
pelanggan dan mengubah rantai nilai dalam mendorong pertumbuhan.
Selama 5 tahun terakhir, organisasi TI dan penyedia layanan
cloud telah berinvestasi dalam teknologi storage object untuk melindungi dan
melestarikan data untuk waktu yang cukup lama. Sebuah fondasi penting untuk ini
adalah data-driven storage yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola
multi-tenancy, memperpanjang metadata untuk memungkinkan menghubungkan ke
kumpulan data lain, dan melaksanakan deduplication dan kompresi data untuk
membatasi pertumbuhan biaya.
Dengan data yang saat ini bergerak melalui berbagai model
cloud, kemampuan ini juga harus dibuat tersedia di luar 4 dinding pusat data.
Enterprise harus menemukan cara untuk mengaktifkan akses remote cerdas dan
efisien ke aplikasi dan data, dan memungkinkan informasi untuk dibagikan dengan
baik sekali melalui perangkat cerdas sambil memastikan bahwa data sensitif
dilindungi.
·
Strategi Bisnis
menggunakan Media Sosial
Di era yang serba canggih seperti sekarang ini, banyak
bisnis yang semakin berkembang karena tersedianya teknologi pendukung.
Pemanfaatan teknologi yang saat ini sedang trend salah satunya adalah sosial
media marketing. Internet telah menjadi salah satu hal penting dalam bisnis
terutama dalam pemasaran atau marketing.
Dalam perkembangannya, sebuah bisnis selalu mengaitkan
sosial media sebagai salah satu alat yang paling efektif untuk berpromosi.
Bayangkan saja jika bisnis yang dijalankan tanpa adanya dukungan dari media
sosial, pastinya marketing atau pemasaran tidak dapat berjalan dengan efektif
dan sempurna.
Sesuai dengan hasil pantauan yang ada di lapangan, saat ini
hampir setiap pebisnis online memanfaatkan social media sebagai salah satu alat
promosi yang terbilang sangat efektif. Mudahnya cara berpromosi di social
media, serta tingginya minat masyarakat kita untuk berinteraksi melalui social
media, menjadikan alat promosi yang tepat untuk memasarkan produk atau jasa di
dunia maya.
Sosial media marketing sangat penting bagi perkembangan
bisnis terlebih lagi di era digital sekarang ini, karena selain mudah
digunakan, biaya yang dibutuhkan pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis melalui
sosial media juga murah.
·
E-business
E-business telah menjadi trend yang mewarnai aktifitas
bisnis baik di negara maju maupun berkembang. Konsep e-business berkembang
karena kemajuan teknologi informasi dan e-business ini dianggap sebagai
paradigma baru sebagai kunci sukses perusahaan di era informasi. Mobilitas
manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa
dan barang dengan instan sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka muncul transaksi yang menggunakan media internet untuk
menghubungkan antara produsen dan konsumen. Transaksi melalui internet ini
disebut dengan e-commerce dan e-business.
Masing-masing Teknologi Informasi
diatas dapat digunakan perusahaan untuk dapat menghasilkan beberapa keuntungan,
seperti penghematan biaya, percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas,
percepatan waktu pengiriman barang dan jasa kepada pelanggan serta peningkatan
nilai barang dan jasa yang tinggi pada pelanggan.
II.
Tren Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah
perusahaan yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan. kemudahan, dan
kenyamanan kepada masyarakat untuk memperlancar aktivitas produksi maupun
konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya
oleh konsumen. Misalnya perusahaan jasa telekomunikasi, transportasi, dan
reparasi.
Perusahaan
jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Jasa yang Dihasilkan Bersifat Abstrak (Intangible)
Salah satu ciri penting dari
perusahaan ini adalah keabstrakan dari jasa yang dihasilkan. Namun walaupun
abstrak jasa ini bisa dirasakan manfaatnya oleh para konsumen. Contohnya jasa
dokter.
b. Jasa yang Diberikan Tidak Seragam (Heterogen)
Dalam perusahaan jasa masing-masing
konsumen bisa memperoleh jenis pelayanan yang berbeda antara yang satu dengan
yang lain. Misalnya bengkel, teknisi bengkel akan memperbaiki mobil di mana
ditemukan kerusakan. Bila mobil Amir yang rusak adalah bagian kemudi maka
bagian kemudi yang diperbaiki, bila mobil Banu rusak di bagian kopling maka pada
bagian kopling mobil Banu diperbaiki.
c. Jasa yang Dihasilkan Tidak Dapat Disimpan (Unsaveable)
Berbeda dengan barang yang apabila
dalam penggunaannya masih tersisa maka sisanya akan bisa disimpan untuk dapat
digunakan di masa yang akan datang, jasa tidak dapat disimpan. Sekali dibeli
maka akan segera habis penggunaannya, tidak bisa disimpan untuk penggunaan
berikutnya. Contoh tiket kereta api, sekali dibeli maka harus dipakai, jika
tidak dipakai pada tanggal yang tercantum, maka tiket tersebut tidak berlaku
lagi.
Teknologi informasi pun muncul
sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi,
semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan
jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap
produk dan jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh keberhasilan teknologi
informasi yaitu pada perusahaan Amazon.com, yang tergantung pada situs Web
Internet mereka untuk menarik, menjual, dan melayani banyak pelanggan mereka.
Perusahaan tergantung pada teknologi informasi untuk memberdayakan banyak dari
proses dasar bisnis mereka, dari sistem akuntansi kantor, sistem persediaan
gudang, hingga ke sistem penjualan langsung dan dukungan untuk pelanggan.
Teknologi informasi memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan, seperti mampu meringankan aktivitas bisnis
serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu,
lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan manajemen. Sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dalam
era informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global. Dengan semakin
berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi
saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.Berikut
ini adalah contoh tren penerapan teknologi informasi pada perusahaan jasa di
bidang perbankan.
Semakin majunya teknologi di dunia
transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk
mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan
harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang
dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai
mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat
internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan
teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa
seperti :
- Adanya
transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
- Adanya ATM
( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
- Penggunaan
Database di bank – bank.
- Sinkronisasi
data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer
hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat.
Contohnya: email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan
teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa.
Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone
banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari
pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan
transaksi yang berdasarkan teknologi.
II.1 Kriteria pemilihan teknologi
perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih
cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam
menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah.
Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui
computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan
pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic;
homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa
contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller
Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic
fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI)
telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini.
Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian,
departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut
tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi
unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan
teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang
tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan
untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk
dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih,
menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI
di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang
akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai
peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas
dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem
aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa
mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas
moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan
software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar
relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara
kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih
sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan
nilai tambah terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang
kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang
relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas
transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa
BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam
lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak
efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah
yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik
sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus
bisa ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi
keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian
yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan
prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan
mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang
berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya
tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer
sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang
mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama.
Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang
kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth),
bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau
keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak
lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus
menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai
(user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai
kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap
input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi
penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi
computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan
memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan
dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan
yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau
penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan
dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa
dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama
bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam
arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang
relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan
teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang
sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut
relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan
perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa
diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk
bahasa pemrograman aslinya atau source code.
8. Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi
bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
II.2 Trend Produk Sistem Informasi
Perbankan
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan
layanan:
- Tabungan
- Deposito
- Giro
- Kartu Debit
- Kartu Kredit
- Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
II.3 Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit,
Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction
umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya,
dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle
dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah
transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan
kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi
lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
- Mengecek saldo
- Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan
Tunai
- Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
- Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas
Negroponte; bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh
pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin
beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya
kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia
seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi
nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun
banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
- Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas
sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
- Packet software keuangan (Quicken,
MoneyOne, BankNow)
- Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang
tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan tadi dapat
diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh
setiap Bank.
III.
Ketersediaan
Teknologi dan Dampaknya
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika
mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai
inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi
bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi
serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati
ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan
pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum
berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet
(ISP) yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap
individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar
informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu
membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan
ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah,
bulletin di internal perusahaannya (private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke
perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke
supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
D. World
Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet,
yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi
melalui saluran/ links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung
ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya
di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e-
commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas
Internet, yang menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung
tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan
transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business
to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung,
terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive
order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi
produk dan specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order
Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan
secara on-line antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order
terpenuhi persyaratannya (e-fulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses dagang konvensional
seperti : pesan lewat Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C sampai monitoring
kelengkapan dokumennya.
F. e-
retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet
akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah
memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen
kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan
(e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik
layar (back end)
j. Cara mempertahankan
pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan
retail konvensional:
1. Kecepatan menanggapi:
Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2. Akses pelanggan
terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual beli yang selalu
berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan permintaan konsumen, bukan siklus
perkembangan produk
4. Kemantapan
eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga
menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply
chain, yaitu:
1. Kesempurnaan
operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas
upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan dengan
memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap proses.
3. Menciptakan
kerjasama baru
4. Mengolola
kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi
hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu
dalam mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi
berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta
menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing.
G. e-
government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet
protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat
dan murah. Contoh aplikasinya meliputi: KTP, Pajak, Fiskal dan SIM
on-line.
H. e-
resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan
Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih
diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak
pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam,
kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi
SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
I. LAN
–sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga
dapat digunakan bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah,
dengan pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin
keamanan data base masing-masing pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan
untuk pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to
date hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan
satu kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola
bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan
kesepuluh teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga
mendapatkan banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario
pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun
berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka
dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi
yang langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi
perusahaan.
Enterprise Solutions Framework
Enterprise Solutions Framework
|
|||||
4. Perusahaan Terextensi
|
Transaksi Pelanggan
dan PenyuplaiPenjualan dan transaksi lainnya secara online
|
Komunikasi
MarketingBerhubungan dengan pemegang saham di luar
|
Pembangunan
EkosistemPengoperasian aliansi, pasar, kelompok yang berminat
|
Sistem untuk
menghadapi pasarMenggunakan cyberspace sebagai ruang bisnis utama
|
|
EXTRANET
|
|||||
3. Perusahaan
Terintegrasi
|
Sistem Data dan
Aplikasi perusahaanMembangun database dan aplikasi perusahaan
|
Komunikasi seluruh
perusahaanMendorong komunikasi fungsi-silang
|
Manajemen Pengetahuan
PerusahaanMeningkatkan
|
Inovasi Proses
PerusahaanMerekayasa ulang proses bisnis
|
|
Modal intelektual
dan praktek-praktek terbaik
|
|||||
2. Kelompok kerja
terotomasi
|
Sistem Data dan
Aplikasi Kelompok kerjaMembangun database dan aplikasi departemen
|
Komunikasi Kelompok
kerjaMendorong komunikasi fungsi-silang
|
Kolaborasi Kelompok
KerjaMampu melakukan penemuan dan pembuatan keputusan secara kolektif
|
Inovasi Proses
Kelompok kerjaMemperbaiki pelaksanaan dan pengendalian alur kerja
|
|
INTRANET
|
|||||
1. Individu yang
berkompeten diberdayakan
|
Pembuatan, Akses dan
Penggunaan DataMampu melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses data pemakai
|
Akses dan Otorisasi
InformasiMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi informasi
|
Pelatihan,
Pendidikan dan KeahlianMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi
keahlian
|
Integrasi Alur
kerjaMemastikan integrasi ke dalam sistem alur kerja
|
|
A. DATA
|
B. INFORMASI
|
C. PENGETAHUAN
|
D. PEKERJAAN
|
||
Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Terstruktur
|
||
IV.
SISTEM INFORMASI
PERBANKAN SYARIAH
Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama
dengan bidang teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan
syariah dengan membuat aplikasi khusus yang dapat mempermudah
semua proses-proses transaksi yang ada diperbankan syariah yang salah
satunya adalah proses transaksi jual beli salam. Dan sudah menjadi sesuatu yang
sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah aplikasi teknologi perbankan syariah
itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang lain (Zachman, John A., A
framework in information systems Architecture, New York: IBM Systems Journal
26, No.23, 1999 ). Tetapi seorang ahli teknologi informasi Eropa
menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
penting dan saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional Aplikasi (Product
Operation )
Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang
diukur adalah berhubungan dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan
arsitekturnya. Seorang pakar Inggris bernama McCall merumuskan kualitas Product
Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu sejauh
mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users. Dalam
hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal (vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis (business requirement ).
Dalam hal ini mereka harus mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan
antara arsitektur bank konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu kemampuan
sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan ketelitian
yang akurat;
3. Efficiency yaitu seberapa besar
kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling berkaitan untuk
memudahkanuser membuat turunan produk, interfacing antar
modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin
dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu sejauh mana akses
ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan, seberapa
tinggi akurasi dan tingkat security yang dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor
ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari,
menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan aplikasi dalam
menjalani perubahan (Product Revision )
Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan
baik dari sisi strategi maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh
karena itu ada beberapa faktor pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu
usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan (error ) maupun
usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu usaha
yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi yang
berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu usaha
yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai
dengan kebutuhan bisnis (business requirement), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap
lingkungan baru (Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan
terjadi mulai dari operating system yang hampir
setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery
channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk
mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah satu faktor yang harus
diperhitungkan dalam pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah
perbankan dunia menuju sistem Cyber Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi
hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian terhadap aplikasi, apakah aplikasi
yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi lain dalam
platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara langsung maupun dengan
perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya
dibuat untuk melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri.
Serta untuk mengolah data yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar
terkomputerisasi dan lebih akurat sehingga tidak akan mengalami human error
atau redudansi data. Aplikasi ini juga didukung dengan teknologi internet agar
dapat diakses secara online oleh petugas dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah
juga membangun website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan
kemudahan kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang
perbankan syariah maupun produk-produknya.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana
kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran
teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang
diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam
dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat
dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi
bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan
untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini,
khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada
customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end
nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA
mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar
yang dimilikinya, fasilitas internet banking, dan lain lain. Padahal ukuran
kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage
ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di
aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah
kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini
masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang,
banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi
ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan
teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan
bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang
lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat
banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan
dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan
suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah
ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai
kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro
Kredit Nasional oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk
mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur
mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum
lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi
antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga
telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu
materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan.
Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini
menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan transaksi
dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus
ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan
hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat
dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya
sumber daya manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak
menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena
mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal
yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah
seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok
teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan
apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi
informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi
korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia
perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk
pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking
sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun.
Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah
salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC
(electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun
mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta
customer base yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu,
tentunya tidak lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang
menggunakan aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan
tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu
dengan akses banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah
tidak mungkin, penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari
inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private banking, yang
semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial
planning yang semula sangat terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan
dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal
dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya
menjadi sangat individual dan tergantung pada profil dan kebutuhan
masing-masing nasabah. Yang penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan
bahwa layanan jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara
keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk
kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem
aplikasi yang terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan
oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan
service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa keuangan.
Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital
market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa
perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini
primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu.
Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan di meja service representative
yang dapat digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan
meraciknya secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
BAB
III
PENUTUP
Belakangan ini kita banyak mendengar kemajuan di bidang
informasi, telekomumikasi dan teknologi informasi yang begitu pesat yang
berorientasi pada teknologi informasi. Dengan semakin gencarnya globlalisasi
dunia saat ini, maka teknologi informasi juga semakin marak pada kehidupan
masayarakat. Bagi masyarakat yang masih awam akan teknologi informasi
wajib mengenal dan mempelajarinya agar dapat menyesuaikan dengan tren yang
berkembang.
Teknologi informasi memiliki banyak peranan bagi perusahaan
dalam memecahkan masalah, membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas,
meningkatkan efektivitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu,
meningkatkan kreativitas dan problem solving (pemecahan
masalah).
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi
yang diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah
bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang
mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke
dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan
dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik serta
dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling
mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan
perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang
berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar