Minggu, 17 September 2017

Khoirul Abadi Yenny Farlina Yoris Faktor pendorong munculnya tuntutan perluasan tanggung jawab akuntan

Faktor pendorong munculnya tuntutan perluasan tanggung jawab akuntan
             
Peran profesional di bidang akuntansi telah berubah secara radikal dalam beberapa tahun terakhir, karena akuntan mengambil peran lebih menonjol dalam mengarahkan arahan perusahaan tempat mereka bekerja. Semakin banyak, baik pengusaha maupun CEO perusahaan melihat akuntan mereka sebagai mitra sejati dalam bisnis ini karena pengetahuan luas yang mereka miliki tentang cara kerja perusahaan. Tidak ada yang berbicara lebih jelas tentang kondisi perusahaan daripada serangkaian laporan keuangan baru yang di hasilkan dari seorang atau sekelompok tim akuntan.

Terdapat beberapa factor yang memicu berubahnya peranan professional di bidang akuntansi menjadi lebih meluas dari peran peran terdahulu. Diantaranya adalah:
-       Kebutuhan perusahaan atas peningkatan efisiensi dan Produktifitas
-       Sikap preventif perusahan atas skandal yang mungkin terjadi
-       Keamanan platform keuangan
-       Kebutuhan atas komunikator yang handal
-       Tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan
-       Perkembangan Teknologi Informasi

1.     Kebutuhan perusahaan atas peningkatan efisiensi dan Produktifitas
Saat ini kenyataan nya para Akuntan membantu perusahaan dengan berbagai cara yang melampaui mesin tambahan. Mereka menafsirkan, menerjemahkan, secara hati-hati dan langsung kepada permasalahan dan kemungkinan alternative solusi yang terbaik yang dapat dan harus diambil perusahaan. Mereka membantu dalam membangun praktik yang akan meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Para akuntan saat ini bertindak sebagai pelatih, konselor dan kritikus. Mereka para akuntan yang tertarik di lapangan harus siap memainkan peran yang diperluas ini. Perekonomian baru akan menuntutnya.

2.    Sikap preventif perusahan atas skandal yang mungkin terjadi

Skandal akuntansi perusahaan dalam dekade terakhir telah meningkatkan visibilitas profesi Akuntan dan, pada saat yang sama, telah membuat perusahaan lebih memusatkan perhatian pada kebutuhan akan keakuratan, kelengkapan, objektivitas dan kepatuhan. Faktanya, 58 persen perusahaan swasta yang disurvei oleh sebuah organisasi riset nasional melaporkan bahwa saat ini perusahaan dengan bantuan akuntan, menerapkan praktik baru dalam menanggapi perubahan perubahan yang terjadi dalam hal peraturan, kebijakan dan hukum.

Untuk alasan ini, akuntan dengan pengetahuan audit dan assurance, serta mereka yang memiliki pengalaman akuntansi forensik, sangat diminati. Perusahaan memerlukan akuntan yang dapat mencegah, mengidentifikasi dan mengungkap penipuan keuangan perusahaan yang kompleks seperti penggelapan, penipuan sekuritas, penipuan pajak dan pencucian uang.

3.    Keamanan platform keuangan
Prioritas untuk dapat mencegah mengidentifikasi dan mengungkap penipuan keuangan perusahaan yang kompleks seperti penggelapan, penipuan sekuritas, penipuan pajak dan pencucian uang seperti yang disebutkan pada point 2 tersebut telah meningkatkan kebutuhan akan proses yang lebih otomatis dan minim cacat praktik, yang seringkali berarti akuntan juga berfungsi sebagai spesialis teknologi informasi yang dapat membantu perusahaan besar memperbaiki pendekatan mereka dalam mengelola sejumlah besar informasi keuangan di platform yang sangat aman. Di beberapa setting, akuntan menjadi pakar sekuritas sistem dan bahkan mungkin mengembangkan prosedur akuntansi berbasis web.

Saat ini juga telah berkembang , di mana akuntan juga merangkul perencanaan keuangan pribadi untuk membantu klien dengan rencana pengurangan hutang, investasi dan alokasi aset dan pengendalian biaya. Beberapa akuntan juga membantu klien mereka dalam audit kepatuhan lingkungan.

4.    Kebutuhan atas komunikator yang handal

Sebuah tinjauan literatur terbaru mengenai bidang akuntansi menunjukkan beberapa tantangan baru yang mungkin dihadapi para akuntan. Misalnya, beberapa perusahaan yang telah mengembangkan strategi pengurangan pajak untuk klien mereka berusaha untuk mematenkan proses pengurangan tersebut. Legislasi tertunda di Kongres mengenai apakah hal semacam itu benar-benar dapat dipatenkan.

Lebih dari 15 juta imigran di negara yang tidak dapat memperoleh nomor Jaminan Sosial dan yang mengajukan pajak atas penghasilan mereka harus memiliki Nomor Identifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi (ITIN). Dan angka-angka tersebut sangat dicari karena memungkinkan individu membuka rekening bank atau mendapatkan pembiayaan untuk rumah atau mobil. Dengan mengikuti panduan yang cepat berubah untuk mencegah kecurangan ITIN bisa menjadi tantangan akuntansi.

Baru-baru ini, di Amerika IRS menyelesaikan National Research Program Study yang mengidentifikasi hampir $ 300 miliar pajak yang belum dibayar dari penjualan online. Sementara memilah-milah pedoman untuk jenis pajak ini bisa memakan waktu, itu lebih baik daripada alternatifnya. Para ahli melaporkan bahwa masalahnya benar-benar bermuara pada orang-orang yang kurang melaporkan pendapatan mereka dari lelang online atau memperlakukan aktivitas itu sebagai hobi, ketika telah melewati batas keuntungan.

Apapun keahliannya, akuntan saat ini tidak hanya memiliki bakat dengan angka dan kegemaran untuk detail tapi juga diharapkan bisa menjadi komunikator utama. Ketika Akuntan memainkan peran yang lebih besar dan lebih besar dalam kehidupan perusahaan klien mereka, penting bagi akuntan untuk dapat menguraikan volume peraturan dan peraturan dan mengkomunikasikannya kepada pemilik bisnis atau pemilik perusahaan.

5.    Tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan

Bersamaan dengan hal di atas, pergeseran filosofis pengelolaan organisasi entitas bisnis yang mengalami perubahan dari pandangan manajemen klasik ke manajemen moderen khususnya di beberapa negara industri seperti Amerika dan Eropa telah melahirkan sebuah orientasi baru tentang tanggung jawab perusahaan. Pandangan Manajemen klasik tentang tanggung jawab perusahaan yang hanya beorientasi kepada pemilik modal dan kreditur dengan mencapai tingkat laba maksimum telah bergeser dengan adanya konsep Manajemen modern, dimana orientasi perusahaan dalam mencapai laba maksimum perlu dihubungkan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kearah keseimbangan antara tuntutan para pemilik perusahaan, kebutuhan para pegawai, pelanggan, pemasok, lingkungan dan juga masyarakat umum.

Menurut pandangan Manajemen modern, perusahaan dalam menjalankan operasionalnya harus berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan semuanya berasal dari lingkungan sosial dimana perusahaan itu berada. Oleh karena itu perusahaan sebagai organisasi bisnis harus mampu merespon apa yang dituntut oleh lingkungan sosialnya, sehingga entitas bisnis dan entitas sosial dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk kepentingan bersama.
Seiring dengan perkembangan konsep manajemen tersebut, para akuntan juga membicarakan bagaimana permasalahan tanggung jawab sosial ini dapat diadaptasikan dalam ruang lingkup akuntansi (Hines, 1988) dalam Azhar Maksum, (1991), sehingga tujuan utama pelaporan keuangan guna memberikan infromasi kepada para pemegang saham dan kreditur menjadi ikut bergeser pula kearah kecenderungan bahwa perlunya pelaporan yang bersifat dari luar organisasi perusahaan (externality) dalam rangka memberikan infromasi kepada beberapa kelompok orang luar yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa ide dasar yang melandasi perlunya dikembangkan akuntansi sosial (sosial Accounting), secara umum sebenarnya adalah tuntutan terhadap perluasan tanggung jawab perusahaan.
Saat ini tuntutan pengelolaan perusahaan dengan baik (Good Corporate Governance) juga telah menjadi issue global, dimana perusahaan-perusahaan multinasional yang menjalankan operasionalnya di Indonesia selalu berusaha meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik, sehingga perusahaan tidak hanya mementingkan motif bisnisnya saja, tetapi juga harus memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat. Harahap (1993) memberikan contoh bagaimana penerapan kepedulian sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia yang ditunjukkan dalam bentuk partisipasi sponsorship kegiatan keagamaan dan penyaluran beasiswa Pendidikan.
Penerapan pengungkapan sosial di Indonesia masih sangat rendah dibuktikan oleh hasil penelitian Muslim Utomo (2000); Heny dan Murtanto (2001) yang mengindikasikan pula bahwa praktik akuntansi sosial di Indonesia masih sangat rendah, sehingga kesimpulan analisis Bambang Sudibyo (1988) dalam Arief Suadi (1988) yang menyatakan bahwa kesadaran akan pertanggungjawaban sosial perusahaan di Indonesia sangat rendah sampai saat ini secara umum masih dapat diterima dengan melihat bukti-bukti empiris penerapan akuntansi sosial bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Rekomendasi Harahap (1993) tentang perlunya pengembangan akuntansi sosial di Indonesia dinilai masih relevan untuk dapat menciptakan suatu kondisi stabilitas sosial dari lingkungan sosial suatu entitas bisnis, sehingga diperlukan kepedulian dan kepekaan suatu entitas bisnis terhadap permasalahan sosial yang turut mendukung terciptanya tanggungjawab sosial perusahaan di Indonesia.
Dengan demikian makalah ini merekomendasikan pengungkapan sosial pada laporan tahunan perusahaan hendaknya bukanlah merupakan pengungkaapan secara sukarela (Voluntary disclosure), tetapi dapat dipikirkan untuk menjadi suatu keharusan (Mandatory disclosure). Disinilah peran organisasi dan profesi akuntan dituntut untuk merespon perkembangan lingkungan dunia bisnis di Indonesia yang senantiasa berubah dengan sangat cepat.
Selanjutnya implementasi dari pengungkapan sosial bagi setiap entitas pelaku bisnis di Indonesia diharapkan mampu menciptakan informasi yang bermanfaat, sehingga entitas bisnis tidak rentan terhadap masalah–masalah diluar perekonomian (misalnya masalah sosial dan politik).
6.    Perkembangan Teknologi Informasi – Akuntansi on line
Sementara ini banyak yang percaya bahwa cloud dan kemajuan teknologi lainnya membebani para pembukuan dan akuntan pekerjaan mereka, sebagian besar kekuatan pendorong dalam adopsi suite keuangan online telah menjadi dukungan luas yang diterima oleh akuntan. Secara khusus, akuntan yang mewakili usaha kecil dan mikro bisa memanfaatkannya sebagai kesempatan bagus untuk membentuk kembali dan memperluas layanan dan nilai mereka, menawarkan kepada klien berbagai layanan yang lebih besar, membantu bisnis untuk menjadi lebih kompetitif.

Dunia akuntansi masa lalu tertinggal dengan diperkenalkannya komputasi berbasis cloud dan mobile. Penolakan terhadap perangkat lunak desktop dan server on line ini pada awalya memang gencar terjadi, namun lama kelamaan sesuai tuntutan kebutuhan perusahaan, penolakan tersebut tak terdengar lagi saat ini. Perusahaan perusahaan modern saat ini sedang menjalani konversi praktik penuh, mengambil aktivitas big cloud

             Pergeseran terhadap cara kerja yang tidakstruktural dengan pekerja lepas dan kontraktor, secara signifikan mengubah bagaimana bisnis dijalankan, menciptakan peluang baru dan yang belum dijelajahi untuk akuntan. Karena perubahan teknologi dan kebutuhan akan pemahaman yang lebih besar akan kepatuhan hukum dan persyaratan peraturan, klien secara drastis akan menyukai spesialis akuntansi daripada generalis.

             Dorongan menuju spesialisasi ini akan menghasilkan kolaborasi antara pemegang buku, akuntan dan perusahaan di seluruh dunia. Para profesional ini akan memiliki peran baru sebagai penasihat, konsultan dan spesialis kepatuhan, memberikan saran strategis kepada klien melalui penggunaan pengambilan data otomatis dan alat analisis tingkat lanjut. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Managing Director Xero UK, Gary Turner, melihat dampak kemajuan saat ini dan masa depan dalam akuntansi online untuk pemilik bisnis dan akuntan yang disewa, Turner menyatakan "Tidak ada jalan mundur. Daripada menagih per jam, akuntan masa depan harus menjadi penasihat bisnis kecil yang bertanggung jawab berdasarkan nilai yang mereka berikan.

             Sebagai mantan presiden Asosiasi Akuntan Bersertifikat Chartered (ACCA), John Brockwell berkata, "Para profesional yang akan menambahkan nilai terbesar adalah mereka yang pikirannya terbuka, siapa yang bisa menafsirkan, memahami dan mengkomunikasikan arti angka, yang berkembang pada tantangan, yang menyukai kesempatan untuk belajar sepanjang hayat dan yang menerima perubahan. "

Peran akuntan sebagai penjaga gawang laporan keuangan mulai beralih seiring dengan tuntutan pelaporan perusahaan yang semakin luas dan kompleks. Perusahaan di era modern tidak bisa menafikkan permintaan investor terhadap berbagai laporan non-keuangan yang perannya semakin penting dalam menilai kesinambungan bisnis. Berbagai macam lembaga standar internasional menawarkan standar untuk digunakan oleh para perusahaan untuk melaporkan kegiatan mereka. Uniknya banyak dari  lembaga ini adalah suatu organisasi non-pemerintah atau berupa consorsium, sebut saja yang paling terkenal adalah IASB (International Accounting Standard Board) dan GRI (Global Reporting Initiative)
Akuntan yang sukses di masa depan akan menjadi komunikator yang kuat, memiliki keterampilan TI yang lebih besar yang dikombinasikan dengan visi strategis dan mereka akan ditujukan untuk pengembangan profesional yang berkelanjutan. Globalisasi adalah masa depan akuntansi karena semakin banyak bisnis memerlukan pembuatan dan informasi real-time, pemasaran mobile dan alat online, termasuk cloud, untuk memperluas basis pelanggan mereka secara internasional. Dengan demikian profesional akuntansi dan keuangan dengan pengetahuan tentang standar dan peraturan internasional akan berkembang.

Yenny F Yoris

Senin, 05 Juni 2017

SIPI Khoirul Abadi Yenny Farlina Yoris Hapzi Ali Siklus proses bisnis pendukung UMB 2017



Siklus proses bisnis pendukung

ABSTRACT

Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai suatu sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian intern yang baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan yang merugikan. Sistem pengendalian internal ini dapat mencegah timbulnya kerugian karena penggunaan sumberdaya yang boros, keputusan manajemen yang tidak akurat dan sebagainya. Konsep pengendalian ini semakin lama semakin penting dan menempati posisi yang strategis karena ancaman terhadap SIA meningkat baik dari sisi jenis maupun intensitasnya. Karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang Ancaman terhadap proses pelaporan dan konsep Pengendalian Intern dan perannya dalam memperkuat dan antisipasi ancama atas Sistem Informasi Akuntansi.






BAB I
PENDAHULUAN

Jika kita berbicara masalah keamanan sistem informasi, maka tidak luput pula dari resiko atau ancaman-ancaman sistem informasi akuntansi yang sering kita temui kasus umumnya seperti peretas sistem (hacker), atau penyebar virus yang membuat sistem informasi akuntansi tidak berjalan sesuai dengan siklusnya, malware atau program illegal yang bahkan bisa membuat kerusakan terjadi pada sistem.

Sesungguhnya masalah utama yang dihadapi oleh sistem informasi akuntansi yaitu :
Threats atau ancaman pada sistem

Ancaman adalah aksi yang mengganggu stabilitas sistem informasi akuntansi yang berasal dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem. Ancaman-ancaman tersebut dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu :
1.    Ancaman dari alam ( ex: Bencana yang membuat sistem rusak, dll )
2.    Ancaman dari manusia ( ex: Sabotase sistem oleh pihak dalam perusahaan, )
3.    Ancaman lingkungan ( ex: Lingkungan sistem yang tidak memadai )

Kelemahan dari suatu sistem kemungkinan besar timbul pada saat mendesain atau/dan menetapkan prosedur sistem tersebut. Kelemahan ini bias juga disebabkan oleh factktor perangkat lunak dan/atau perangkat keras yang digunakan oleh sistem.

Keamanan suatu sistem informasi akuntansi meliputi 3 hal yaitu :
1.    Pendekatan preventif
yang bersifat mencegah terjadinya kemungkinan terjadinya ancaman dan kelemahan

2.    Pendekatan detective
yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan dan proses yang mengubah sistem dari keadaan normal menjadi keadaan tidak normal atau rusak.

3.    Pendekatan corrective
yang bersifat mengkoreksi keadaan sistem yang sudah tidak seimbang untuk dikembalikan dalam keadaan normal

Dua masalah diatas akan berdampak pada 6 hal penting dalam berjalannya sistem informasi akuntansi ke-enam hal tersebut yaitu :

1. Efektifitas

Efektifitas pada sistem informasi akuntansi sangat diperlukan dalam bidang perusahaan, apapun bentuk perusahaan itu. Dikarenakan efektifitas secara otomatis juga mempengaruhi kinerja para karyawan yang bersangkutan. Jika efektifitas sistem terganggu, otomatis efektifitas keuangan perusahaan akan juga terganggu.

2. Efisiensi

Efisiensi sistem sangat penting bagi kegiatan akuntansi dan keuangan perusahaan. Efisiensi ini akan mempengaruhi tingkat kinerja serta target dan ke-akurat-an informasi yang diterima, serta kecepatan pemrosesan informasi. Ketika ke-efisiensi-an terganggu, maka perusahaan akan mengalami gangguan yang mengakibatkan ketidak tepatan informasi, ketidak akuratan informasi, serta lambannya waktu yang dibutuhkan dalam pengelolaan informasi

3. Kerahasiaan

Semua perusahaan sangat merahasiakan informasi kuangan-nya. Security system (keamanan sistem) harus sangat baik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, contohnya kebocoran informasi keuangan oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi. Kerahasiaan termasuk salah satu hal yang sangat amat penting perannya dalam perusahaan.

4. Integritas

Sistem informasi keuangan yang digunakan oleh perusahaan harus bisa di akses oleh computer lain. Sehingga control atau pengawasan pada bagian keauangan dapat di pantau oleh pejabat perusahaan yang bersangkutan. Integritas juga diperlukan untuk kinerja akuntan perusahaan, pastinya mereka tidak bekerja masing-masing, dan pastinya pula mereka bekerja pada satu data keuangan perusahaan yang sama, sehingga integritas diperlukan untuk mengakses satu data yang sama dalam computer yang berbeda.

Integritas yang terganggu mengakibatkan kekacauan pada bagian-bagian tertentu. Contohnya data yang tidak dapat di akses melalui server, kurangnya pemantauan dari atasan, serta kinerja yang sangat kacau.

5. Keberadaan

6. Kepatuhan

Pada dasarnya sistem yang telah dibuat oleh pendiri sistem akan di-aplikasikan dan berjalan sesuai dengan yang kita perintahkan oleh user, itu lah yang kita sebut kepatuhan sistem. Jika terjadi gangguan pada kepatuhan sistem, maka contoh mudah-nya sistem akan berjalan secara otomatis, atau kemungkinan akan berjalan randomize(secara acak/tidak teratur). Solusi yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki sistem tersebut. Terganggunya kepatuhan sistem informasi akuntansi akan berakibat fatal (tergantung dari kerusakan sistem tersebut) pada sistem keuangan perusahaan. Dan penataan ulang (seperti input data, dsb) yang akan dilakukan akan memakan waktu lama.

7. Kehandalan

Penciptaan suatu sistem tentu bertujuan untuk kehandalan kinerja perusahaan. Threats dan vulnerability secara pasti akan mengganggu kehandalah sistem informasi akuntansi yang telah dibuat. Semua perusahaan menginginkan kehandalan dalam sistem informasi akuntansi dan sistem informasi lainnya agar kinerja pada perusahaan meningkat dan data keungan terjaga, aman, dan akurat.

Untuk menjamin ke-enam hal tersebut agar aman dari ancaman-ancaman yang tidak seharusnya terjadi, maka harus ada 10 point yang mampu mencegah ke-enam masalah tersebut terjadi. Ke-10 hal tersebut adalah :

Ø Akses control pengawasan sistem yang digunakan

Ø Jaringan dan telekomunikasi yang digunakan

Ø Manajemen akuntansi/keuangan praktis yang dipakai

Ø Update (pengembangan) system yang digunakan secara berkala

Ø Cryptographs yang diterapkan

Ø Arsitektur dari sistem informasi akuntansi yang digunakan

Ø Pengoperasian data yang aman

Ø Business Continuity Plan (BCP) atau Rencana Bisnis Berlanjut dan Disaster Recovery Plan (DRC) atau Perencanaan Pemulihan Bencana.

Ø Kebutuhan hukum, bentuk investigasi dan kode etik yang diterapkan

Ø Tata letak fisik dari sistem yang ada





BAB II
PEMBAHASAN

Pemahaman Umum Mengenai Buku Besar

Buku besar atau biasa juga disebut general ledger memegang peranan yang penting dalam pelaporan akuntansi. Karena ini adalah rincian atau rekapan dari jurnal umum yang sehari – hari dijurnal. Dan angka total dari buku besar inilah yang akan tersaji di laporan keuangan.
Buku besar adalah kumpulan akun – akun pembukuan, yang masing – masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aset tertentu, ekuitas, pendapatan atau beban tertentu. Sesuai dengan skala kegiatan dan tingkat kerincian informasi yang akan disajikan di dalam pelaporan keuangannya, masing – masing perusahaan menentukan sifat dan jenis, dan banyaknya akun buku besarnya. Pada umumnya perusahaan mempunyai daftar susunan akun buku besar yang disebut chart of account.  Masing – masing akun biasanya diberi nomor kode untuk memudahkan didalam mengidentifikasi dengan membuat cross-references dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.
Sebagian akun buku besar termasuk dalam kategori akun permanen ( akun riil ), sedangkan sebagian lainnya termasuk dalam kategori akun nominal. Akun permanen menunjukan informasi tentang jumlah atau saldo dari sesuatu, seperti misalnya aset atau kewajiban yang dipunyai oleh atau yang ada pada perusahaan pada saat tertentu. Termasuk dalam kategori permanen adalah akun aset, kewajiban dan ekuitas atau akun buku besar yang saldonya disajikan dalam laporan posisi keuangan ( neraca ), sehingga sering kali disebut juga sebagai akun neraca.
Sedangkan akun nominal adalah akun buku besar yang ditutup pada setiap akhir periode akuntansi dan dibuka kembali pada setiap awal periode akuntansi. Akun nominal menunjukkan informasi tentang aliran dari sesuatu. Yang termasuk dalam kategori akun nominal ini adalah akun – akun pendapatan dan beban. Akun buku besar yang saldonya disajikan di dalam laporan laba rugi sehingga sering kali disebut juga sebagai akun laba rugi.
Dalam periode akuntansi yang sedang berjalan beberapa akun buku besar menunjukkan informasi campuran antara akun permanen dan akun nominal, sehingga disebut akun campuran.Pada akhir periode akuntansi, dilakukan penyesuaian terhadap setiap akun campuran untuk memisahkan komponen yang bersifat permanen dan komponen nilainya.
Termasuk dalam buku besar, pada umumnya juga beberapa penilaian. Akun penilaian yang saldonya harus ditambahkan kepada saldo akun buku besar terkait disebut adjusting account , sedang akun penilaian yang saldonya harus dikurangkan dari saldo akun buku besar terkait disebut contra atau offset accounts. Akun – akun penilaian hanya ditutup pada akhir periode akuntansi apabila akun buku besar terkait juga ditutup.


Siklus Pelaporan Perusahaan

Perusahaan tempat saya bekerja lebih mirip kepada lembaga non profit. Dimana perusahaan kami didirikan untuk mengelola dana hibah dari donor. Dana hiah diperuntukkan guna pelaksanaan Pendidikan dan Peltihan, serta sertifikasi tenaga kerja di bidang energi terbarukan.
Sebagaimana dengan perusahaan pada umumnya, tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan. Pihak pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
a.     Jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
b.    Cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja yayasan.


Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi laporan keuangan lain. Secara rinci tujuan laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai :
a.    Jumlah dan aktiva, kewajiban serta aktiva bersih suatu yayasan
b.    Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat aktiva bersih
c.    Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama satu periode dan hubungan diantara keduanya
d.   Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjama, serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya
e.    Usaha jasa suatu yayasan.

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Perusahaan
Akuntansi berbasis kas dan akuntansi berbasis akural menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan kapan mengakui serta mencatat pengeluaran dan penerimaan dalam catatan keuangan. Pada akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima dan disetorkan, sementara biaya dicatat dalam periode akuntansi ketika tagihan dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diwujudkan dalam periode akuntansi ketika pendapatan itu di peroleh, misalnya,saat jasa yang dikontrak diberikan dan ditentukan hibah terpenuhi,tanpa menghiraukan waktu penerimaan kas dari donasi. Belanja dicatat sebagai pengurangan utang saat pembayaran, misal ketika membayar persediaan yang dipesan, membayar lembur karyawan, dan meminjam printer untuk pencetakan.
Sistem akuntansi di tempat kami menganut keduanya, cash basis dan accrual basis untuk beberapa akun. Sistem akuntansi terdiri dari catatan-catatan akuntansi (buku cek, jurnal, dan buku besar), serta serangkaian proses dan prosedur yang ditetapkan untuk staf, sukarelawan, dan/atau para profesional dari luar yayasan. Secara umum proses akuntansi mulai dari transaksi sampai dengan pelaporan adalah sebabagi berikut:

a.    Pencatatan transaksi Bank pada Payment Request
b.    Pencatatan transaksi kas pada petty cash report
c.    Jurnal
d.    Rekonsiliasi Budget vs Actual
e.    Rekonsialiasi Bank
f.     Pelaporan ke Donor

Pencatatan transaksi Bank
Di tahap ini yang dilakukan adalah identifikasi semua transaksi pembayaran dikumpulan dalam satu daftar yang disebut “Payment Request”. Payment request adalah daftar rencana pembayaran melakui bank transfer. Daftar tersebut kemudian dimintai approval kepada Project Manager. Bilamana persetujuan sudah di dapat, maka eksekusi pembayaran bisa dilakukan.

Sebelum pembayaran di lakukan bagian keuangan terlebih dahulu meminta tanda tangan Direktur diatas cek. Setelah semua cek tandatangani baru kemudia pencairan dan pembayaran dilakukan.

Pencatatan transaksi Kas
Untuk pengeluaran atau pebayaran dengan nilai nominal sampai dengan satu juta rupiah dilakukan melalui mekanisme petty cash. Semua dibayar tunai dengan persetujuan dari Office and Admin Manager. Daftar pembayaran kemudian di catatan didalam laporan petty cash. Pada akhir bulan atau bila saldo kas kecl sudah mendekati Rp.500.000 maka di lakukan pengisian kembali saldo petty cash. Maksimal saldo petty cash untuk satu kali pengisian adalah Rp. 5.000.000,-

Laporan petty cash kemudian dilaporkan kepada Project manager untuk mendapat approval. Selain laporan petty ash terdapat juga laporan cash opname yang merinci mengenai fisik uang yang ada di brankas.


Penjurnalan
Dalam tahap ini semua transaksi di catat di dalam format jurnal yang telah disesuaikan dengan template yang disesuaikan dengan lap keuangan donor.


Rekonsiliasi Bank
Setiap bulan, saldo buku cek harus disesuaikan dengan saldo perkiraan bank. Proses ini melibatkan tiga langkah dasar yaitu :
1.    Membandingkan cek dan deposito dalam buku cek dengan laporan bank, lalu menyesuaikan beberapa ketidaksesuaian.
2.    Menyesuaikan biaya bank atau bunga bank yang dihasilkan dengan saldo buku cek.
3.    Mengurangi cek nonkas dari saldo bank dan menambahkan pada cek yang disetorkan, yang belum dicerminkan dalam saldo bank.

Rekonsiliasi Budget vs actual
Penerima dana (grantee) setiap bulannya diharuskan untuk melaporkan penggunaan dana sebagai wujud pertanggungjawaban keuangan. Semua dana yang telah dikeluarkan harus disandingkan dengan masing masing anggaran (budget line) yang sebelumnya telah disetujui oleh donor. Laporan Budget vs actual kemudian dikirim ke Donor untuk mencatat status anggaran.

Pelaporan Donor
SPelaporan donor terdiri atas laporan keuangan dan non keuangan. Laporan non keuangan adalah laporan yang berisi progress report yaiu laporan kemajuan project.


Ancaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Secara garis besar, ada 4 jenis ancaman terhadap SIA, yaitu:
1.      Bencana alam dan bencana politik, misalnya kebakaran.
2.      Kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras.
3.      Tindakan-tindakan yang tidak disengaja.
4.      Tindakan yang disengaja (kriminal komputer).

Diantara berbagai penyebab meningkatnya problem pengamanan adalah sebagai berikut.
1.      Kenaikan jumlah sistem client / server yang berakibat informasi tersedia untuk semua karyawan.
2.      Karena jaringan lokal (LAN) dan sistem client / server mendistribusikan data kepada pemakai.
3.      Wide Area Network (WAN) memberi peluang bagi pelanggan dan pemasok saling mengakses masing-masing sistem data.

Beberapa ancaman (threats) lainnya adalah :
1.    Merekrut karyawan yang tidak kualified Hiring of unqualified
2.    Pelanggaran hukum oleh karyawan (Violation of employment law)
3.    Perubahan yang tidak diotorisasi opada file induk pembayaran (master payroll file)
4.    Ketidakakuratan data waktu (Inaccurate time data)
5.    Ketidakakuratan proses pembayaran
6.    Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran
7.    Kehilangan atau tidak terotorisasi data pembayaran
8.    Performansi jelek

Meskipun ancaman terhadap SIA meningkat, sayangnya banyak organisasi tidak melakukan proteksi secara memadai terhadap data yang mereka miliki, karena alasan sebagai berikut.
1.      Persoalan pengendalian komputer sering disepelekan dan dianggap remeh, dan perusahaan menganggap bahwa kehilangan informasi penting sebagai sesuatu yang tidak dianggap merugikan atau dianggap merupakan ancaman.
2.      Implikasi pengendalian karena berubahnya sistem dari sistem terpusat menjadi sistem jaringan (network) tidak benar-benar dipahami.
3.      Sebagian perusahaan tidak menyadari bahwa pengamanan data merupakan hal yang serius bagi kelangsungan hidup perusahaa. Informasi adalah sebuah sumberdaya strategik, dan untuk melindungi informasi tersebut memerlukan oersyarat yang strategik pula.
4.      Tekanan produktivitas dan biaya memotivasi manajemen untuk mengabaikan pengukuran pengendalian yang memang cukup memakan waktu.

Konsep Umum Pengendalian adalah sebagai berikut.
1.          Pengendalian Intern (internal control). Adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Antara sebuah tujuan dengan tujuan lainnya seringkali bertentangan.
2.          Pengendalian Manajemen (management control). Merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan dengan pengendalian intern, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) merupakan bagian yang integral dari tanggung jawab manajemen, (b) dirancang untuk mengurangi terjadinya berbagai kesalahan (error & irregularities), dan untuk mencapai tujuan organisasi, dan (c) berorientasi kepada personil dan mencoba membantu karyawan mencapai tujuan organisasi dengan mengikuti kebijakan organisasi
3.          Pengendalian Adiministrasi (administrative control). Adalah pengendalian yang menjamin efisiensi operasional dan ketaatan kebijakan manajemen. Sebaliknya, pengendalian akuntansi (accounting control) adalah pengendalian yang bertujuan membantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi dan daya andal catatan keuangan perusahaan.
4.          Struktur Pengendalian Intern (internal control structure), memiliki tiga elemen, yaitu:
a.    Lingkungan pengendalian, yang menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor pada penetapan, peningkatan, atau penurunan efektivitas prosedur dan kebijakan khusus.
b.    Sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait
c.     Prosedur pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan ke lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus organisasi akan dicapai








DAFTAR PUSTAKA